Salah satu teknologi mutakhir yang baru-baru ini muncul ketika tulisan ini dibuat adalah ChatGPT.
Apakah ChatGPT itu?
Berikut penjelasan tentang ChatGPT menurut ChatGPT sendiri:
“ChatGPT adalah sebuah sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang dapat memahami dan merespons bahasa manusia. ChatGPT dikembangkan oleh perusahaan teknologi OpenAI dan dilatih dengan menggunakan metode deep learning pada jutaan data teks. Tujuan utama dari ChatGPT adalah untuk membantu manusia dalam berbagai bidang seperti riset, edukasi, dan pelayanan konsumen dengan cara merespons pertanyaan dan permintaan pengguna dengan cepat dan akurat. ChatGPT juga dapat mempelajari dan memperbaiki kinerjanya dengan mengumpulkan data dari penggunaan sebelumnya, sehingga semakin banyak digunakan, semakin baik kinerjanya.”
Secara sederhana, ChatGPT adalah semacam aplikasi online berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang mampu berkomunikasi dengan pengguna (user) menggunakan bahasa yang kita gunakan sehari-hari, bukan bahasa pemrograman computer.
Gambar oleh Andrey Suslov/ Shutterstock
Diskusi mengenai ChatGPT dengan ChatGPT
Untuk mendapatkan feel tentang kehebatan ChatGPT (atau software serupa) bila dibandingkan dengan search engine biasa seperti Google, pembaca bisa melihat “percakapan” saya dengan ChatGPT tentang tantangan dan peluang bagi dunia akademis yang dihasilkan dari kemunculan ChatGPT. Bisa dicatat bahwa tulisan di bawah ini murni copy-and-paste dari laman ChatGPT dan “percakapan”nya dilakukan dalam bahasa Indonesia.
Tidak terasa bahwa yang membuatkan tulisan tersebut bukanlah manusia
Perintah dari saya:"Jelaskan tantangan yang dihadirkan ChatGPT bagi dunia akademis."
Jawaban ChatGPT:
"Meskipun ChatGPT merupakan sebuah teknologi yang sangat canggih, tetapi keberadaannya juga memberikan tantangan bagi dunia akademis. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadirkan oleh ChatGPT:
1. Kredibilitas dan Keakuratan Informasi - ChatGPT mampu menghasilkan informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, namun belum tentu semua informasi yang dihasilkan selalu akurat dan valid. Oleh karena itu, dunia akademis harus menilai dan mengevaluasi informasi yang dihasilkan oleh ChatGPT dengan hati-hati dan kritis.
2. Meningkatkan Keterampilan Teknis - ChatGPT dan teknologi kecerdasan buatan lainnya terus berkembang pesat. Oleh karena itu, bagi dunia akademis, penting untuk terus mengembangkan keterampilan teknis dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan secara efektif dan efisien.
3. Penyediaan Sumber Daya - Pengembangan teknologi kecerdasan buatan, termasuk ChatGPT, memerlukan sumber daya yang besar dan investasi yang signifikan. Oleh karena itu, penyediaan sumber daya dan dukungan untuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan menjadi tantangan bagi dunia akademis.
4. Regulasi dan Etika - ChatGPT dan teknologi kecerdasan buatan lainnya dapat memunculkan berbagai isu etika dan regulasi, seperti masalah privasi, penggunaan data, dan dampak sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi dunia akademis untuk mengembangkan regulasi dan prinsip etika yang tepat untuk memastikan penggunaan teknologi kecerdasan buatan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai masyarakat.“
Pertanyaan dari saya: "Jelaskan peluang yang dihadirkan ChatGPT bagi dunia akademis."
Jawaban dari ChatGPT:
"ChatGPT, sebagai teknologi kecerdasan buatan, memberikan banyak peluang bagi dunia akademis. Berikut adalah beberapa peluang yang dihadirkan oleh ChatGPT:
1. Penelitian dan Pengembangan - ChatGPT dapat digunakan untuk membantu mempercepat penelitian dan pengembangan di berbagai bidang akademis, seperti bidang kecerdasan buatan, linguistik, dan komunikasi. ChatGPT dapat digunakan untuk menghasilkan informasi baru dan wawasan yang lebih mendalam dalam berbagai topik akademis.
2. Pendidikan - ChatGPT dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang efektif dan inovatif. ChatGPT dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam memahami dan mengeksplorasi topik akademis dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.
3. Peningkatan Produktivitas - ChatGPT dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas di dunia akademis. ChatGPT dapat membantu menghasilkan jawaban dan solusi yang cepat dan efektif untuk pertanyaan dan masalah akademis yang kompleks.
4. Kolaborasi - ChatGPT dapat digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara para peneliti dan akademisi di seluruh dunia. ChatGPT dapat membantu para peneliti dan akademisi untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih efisien dan efektif, serta memperluas jaringan kolaborasi mereka.
5. Pengembangan Aplikasi dan Layanan - ChatGPT dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan layanan baru yang dapat digunakan di dunia akademis. Contohnya, ChatGPT dapat digunakan untuk mengembangkan chatbot yang dapat membantu siswa dan mahasiswa dalam memahami materi akademis atau membantu para peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan.
Secara keseluruhan, ChatGPT memberikan banyak peluang bagi dunia akademis dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kolaborasi, serta membantu para peneliti dan akademisi untuk menghasilkan informasi dan wawasan baru dalam berbagai bidang akademis.“
Meninjau ChatGPT
Dapat dilihat betapa ChatGPT dengan sangat cepat bisa memberikan respon yang bukan hanya enak dibaca, tapi juga sangat logis dan lengkap. Tidak terasa bahwa yang membuatkan tulisan tersebut bukanlah manusia. Database ChatGPT juga sangat luas dan bisa terus diperbaharui oleh pemiliknya (yaitu OpenAI).
Perlu dicatat bahwa pada saat tulisan ini ditulis pada tahun 2023, ChatGPT baru dilatih dengan data sampai tahun 2021. Informasi setelah tahun 2021 belum masuk dalam databasenya. ChatGPT juga tidak terhubung dengan database search engine apapun (misalnya Google), sehingga ChatGPT tidak punya akses ke sumber informasi terbaru di internet. Melainkan, ChatGPT tergantung sepenuhnya kepada programmer untuk menambahkan data informasi ke bank data ChatGPT.
ChatGPT belum bisa terdeteksi oleh alat-alat pendeteksi plagiarisme ... (tapi) ChatGPT tidak selalu benar.
Melihat kemampuan ChatGPT di atas, ada keresahan tersendiri yang muncul di dunia edukasi. Sebab, dengan sangat mudah, siswa dan mahasiswa bisa mendapatkan jawaban tugas-tugas perkuliahan mereka. Khususnya untuk tugas-tugas yang berbentuk essay. Menyikapi situasi ini, berbagai institusi pendidikan sudah mulai berespon dengan menyiapkan peraturan-peraturan mengenai penggunaan ChatGPT oleh anak didik. Sebagian memilih untuk melarang total penggunaan ChatGPT, sebagian lagi berusaha merangkul ChatGPT untuk meningkatkan pengalaman belajar-mengajar.
Tantangan dan Peluang
Saya sendiri merasa ChatGPT (dan software-software serupa yang akan menyusul) adalah teknologi yang tidak akan terbendung lajunya. Sama seperti munculnya internet di tahun 1990an dan media sosial di tahun 2000an. Karena itu, adalah lebih realistis bagi dunia pendidikan untuk merangkul teknologi ini dan bahkan mempersiapkan anak didik untuk memanfaatkan teknologi ini di masa depan.
Beberapa contoh pemanfaatan praktis bagi para pendidik termasuk hal-hal yang dijabarkan oleh ChatGPT sendiri sesuai kutipan saya di atas. Satu hal lagi yang menurut saya menarik adalah menjadikan ChatGPT “rekan diskusi” pendidik dalam menyiapkan bahan ajar. Siapa tahu ada masukan-masukan dan ide-ide baru yang bisa ditawarkan oleh ChatGPT. Tentu mengingat kebaruan teknologi ini, training dosen diperlukan untuk memaksimalkan adopsi dan penggunaan teknologi ini.
Untuk anak didik, mereka dapat dilatih untuk menggunakan ChatGPT dengan cerdik (yaitu memberikan perintah atau pertanyaan yang tepat), beretika (misalnya tidak menjiplak mentah-mentah dari ChatGPT tanpa citation yang jelas) dan untuk mengevaluasi respon dari ChatGPT. Sebab harus diingat bahwa ChatGPT tidak selalu benar. Bahkan tidak jarang ChatGPT mengeluarkan respon yang salah kalau memang jawaban yang benar tidak ada dalam database mereka.
Kalau Anda atau institusi Anda tertarik untuk berdiskusi dan mengadakan training dosen khusus tentang tantangan dan peluang dari kehadiran ChatGPT dan kecerdasan buatan untuk universitas dan dunia akademis, silakan hubungi Varsity.
---
Tentang Penulis
Alison Subiantoro, Ph.D adalah seorang pemerhati dan konsultan pendidikan tinggi Indonesia. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai staf akademik di berbagai institusi perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, termasuk pengalaman sebagai Academic Integrity Adviser di salah satu universitas tempatnya bekerja.
Tags: AI; kecerdasan buatan; artificial intelligence; AI; GPT; ChatGPT; training dosen; pelatihan dosen; universitas; Indonesia
Comments