Di paruh pertama tahun 2023 yang lalu, tim Varsity melakukan survei kepada dosen-dosen di berbagai universitas swasta di Jabodetabek. Survei ini untuk mengumpulkan informasi tentang pandangan para dosen mengenai kemampuan mengajar dan meneliti mereka, dan apakah mereka merasa memerlukan pelatihan dosen di kedua hal tersebut. Surveinya dilakukan secara sukarela dan anonymous. Melalui artikel ini, hasil survei tentang perkuliahan akan kami presentasikan. Adapun hasil survei tentang penelitian dapat ditemukan di artikel sebelah (silakan klik di sini).
Gambar oleh Sebastiaan ter Burg
Survei kami menemukan bahwa 85% dosen menyatakan “puas” atau “sangat puas” dengan kemampuan mereka membawakan materi kuliah. Menariknya, meskipun demikian, 71% responden menyatakan “setuju” atau “sangat setuju” bahwa training dosen diperlukan untuk meningkatkan kemampuan mengajar mereka. Dengan kata lain, meskipun mayoritas dosen merasa kemampuan mengajar mereka sudah bagus, tapi mereka merasa pelatihan dosen tetap diperlukan untuk meningkatkan kemampuan mengajar mereka dan menjawab tantangan perkuliahan di jaman ini.
Ada perbedaan mencolok antara Gen Z dengan generasi-generasi sebelumnya, dan ini menimbulkan disconnect (perbedaan pola pikir dan perspektif) antara para dosen dengan mahasiswa di jaman ini
Gambar oleh Brian J. Matis
Adapun beberapa tantangan/isu utama yang dirasakan oleh para dosen dalam perkuliahan jaman sekarang adalah:
Pergeseran karakteristik mahasiswa jaman sekarang dibandingkan generasi sebelumnya
Manajemen kelas, khususnya tentang rendahnya interaksi dengan mahasiswa di kelas
Persiapan bahan kuliah yang cocok dengan kebutuhan jaman sekarang
Integritas akademis (misalnya tentang mencontek, plagiarism, dsb.)
Daftar tantangan/isu di atas menangkap kegalauan para dosen dalam menjembatani “generation gap” dengan mahasiswa jaman sekarang, seperti yang tercermin di poin 1, 2 dan 3 di atas. Para mahasiswa saat ini adalah yang disebut Generation Z (Gen Z atau Zoomers). Generasi ini dikenal sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, melewati pandemi Covid-19 sebagai pelajar sehingga sempat harus belajar secara online, dan sadar tentang isu lingkungan khususnya tentang perubahan iklim dunia. Sementara itu, para dosen sebagian besar adalah dari generasi-generasi sebelumnya seperti Millenials (Gen Y), Gen X dan Baby Boomers. Ada perbedaan mencolok antara Gen Z dengan generasi-generasi sebelumnya, dan ini menimbulkan disconnect (perbedaan pola pikir dan perspektif) antara para dosen dengan mahasiswa di jaman ini. Kalau diproyeksikan ke beberapa tahun lagi, ketika Generation Alpha akan masuk bangku kuliah, dapat dibayangkan disconnect yang ada akan makin parah.
Satu isu lagi yang terangkat dalam survei tersebut adalah tentang integritas akademis terangkat karena tantangan baru yang muncul dari metode pembelajaran online dan teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT. Belum lagi, tantangan “tradisional” seperti calo skripsi, calo publikasi dan perjokian dosen juga membayangi. Tantangan-tantangan di atas perlu disikapi secara serius oleh perguruan tinggi, dan para dosen perlu diperlengkapi untuk bisa menjawab tantangan-tantangan tersebut. Tim ahli Varsity siap membantu memperlengkapi staf akademis dengan memberikan training dosen khusus dalam hal ini.
Survei kami juga menemukan bahwa training dosen sebaiknya diadakan setidaknya satu kali setiap semester dengan format-format pelatihan di bawah ini:
Workshop kecil dengan peserta di bawah 10 orang
Pendampingan / coaching / mentoring one-to-one
Seminar umum dengan peserta di atas 50 orang
Kalau Anda atau institusi Anda tertarik untuk menjawab kebutuhan pelatihan dosen di bidang perkuliahan di atas dengan menyediakan pelatihan dosen, silakan hubungi tim kami di Varsity.
Tags: training dosen; pelatihan dosen; kuliah; perkuliahan; pengajaran; mahasiswa; Gen Z; integritas akademis; academic integrity; integritas; Indonesia
Comments